Kalau ngomongin kendaraan listrik, satu hal yang langsung muncul di kepala gue adalah: masa depan. Dan Bali? Udah kayak panggung utama buat semua inovasi ramah lingkungan. Motor listrik di Bali bukan cuma tren, tapi udah jadi bagian dari gaya hidup.
Nah, sebagai orang yang tertarik sama dunia bisnis, gue sempat mikir, “Bisnis motor listrik di Bali itu cuan nggak, sih?”
Jadi, gue coba ulik dan hitung-hitung sendiri. Gimana sih Analisis ROI dari bisnis motor listrik di Bali tahun 2025 ini? Apakah layak buat dimasukin ke portofolio investasi, atau malah boncos? Yuk, kita bedah bareng.

Potensi Pasar Motor Listrik di Bali
Tren Kendaraan Listrik di Pulau Dewata
Pertama-tama, gue harus akui: Bali itu ladang emas buat kendaraan listrik. Kenapa? Karena pemerintah daerahnya serius banget ngedorong transisi energi bersih. Mulai dari keringanan pajak, parkir gratis, sampai charging station di tempat-tempat wisata.
Selain itu, turis-turis asing yang datang ke Bali tuh banyak banget yang concern soal lingkungan. Mereka lebih milih motor listrik dibanding motor bensin buat sewa. Gaya hidup eco-friendly itu udah jadi kebutuhan, bukan lagi pilihan.
Dukungan Infrastruktur dan Dealer Lokal

Pilihan dealer motor listrik juga makin lengkap. Lo bisa cek langsung ke OFERO BALI GATSU (Main Dealer Bali), atau mampir ke lokasi-lokasi lain seperti OFERO BALI CANGGU, OFERO BALI TABANAN, OFERO BALI MENGWI, dan OFERO BALI SESETAN. Semuanya mendukung pertumbuhan bisnis motor listrik secara masif.
Modal Awal Bisnis Motor Listrik
Simulasi Investasi Awal
Gue coba bikin simulasi sederhana. Misalnya, mau buka bisnis sewa motor listrik skala kecil:
- Beli 10 unit motor listrik: sekitar Rp250 juta
- Sewa tempat strategis (per tahun): Rp60 juta
- Renovasi dan branding: Rp40 juta
- Biaya operasional awal: Rp50 juta
- Total modal awal: sekitar Rp400 juta – Rp500 juta
Dengan hitungan kayak gini, penting banget buat lo ngelakuin Analisis ROI dari awal supaya tahu kapan bisa balik modal dan untung.
Sumber Pendapatan dalam Bisnis Motor Listrik
Bukan Cuma Jualan Motor
Bisnis ini punya banyak cabang cuan, antara lain:
- Sewa motor harian: Rp75 ribu – Rp150 ribu/hari
- Kerja sama hotel/resort buat penyewaan langsung ke turis
- Servis dan spare part: Motor listrik tetap butuh perawatan
- Penjualan unit ke pengguna lokal: Kalau branding lo udah kuat
Dan semua ini bisa dimasukin ke dalam perhitungan Analisis ROI biar tahu strategi mana yang paling menguntungkan.
Biaya Operasional Bulanan
Pengeluaran Rutin yang Wajib Diperhitungkan
Setiap bulan, lo harus siapin dana buat:
- Gaji 2-3 karyawan: Rp10 juta – Rp15 juta
- Sewa lokasi bulanan: Rp5 juta
- Listrik charging: Rp500 ribu – Rp1 juta
- Maintenance: Rp2 juta – Rp3 juta
Total sekitar Rp20 juta – Rp25 juta. Nah, angka ini jadi dasar penting dalam Analisis ROI bulanan dan tahunan.
Simulasi ROI: Cuannya Di Mana?
Hitung-Hitungan Balik Modal
Gue coba hitung:
- 1 motor disewa 20 hari/bulan x Rp100 ribu = Rp2 juta
- 10 motor = Rp20 juta/bulan
Kalau biaya operasional lo Rp25 juta, awal-awal mungkin impas. Tapi begitu motor disewa 25 hari atau armada lo nambah jadi 15–20 unit, cuan mulai terasa. Dari sini, Analisis ROI menunjukkan balik modal dalam 6–12 bulan.
Dalam jangka panjang 3 tahun, potensi labanya bisa 2–3 kali lipat dari modal awal.
Studi Kasus Mini: Pemain Lokal di Canggu
Contoh Nyata yang Menginspirasi
Gue sempat ngobrol sama temen yang punya bisnis sewa motor listrik di Canggu. Dia mulai dari 8 unit, kerja sama sama hostel-hostel, dan aktif di Instagram. Dalam 1 tahun, dia bisa balik modal.
Apa yang bikin dia sukses? Lokasi strategis, pelayanan cepat, dan motor selalu dalam kondisi prima. Analisis ROI-nya jelas: modal kecil, cuan stabil, risiko rendah.
Tips Mengoptimalkan ROI Bisnis Ini
Strategi Anti Boncos
Kalau lo serius mau masuk ke bisnis ini, jangan cuma ngandelin insting. Ini beberapa tips biar Analisis ROI lo nggak asal-asalan:
- Pilih lokasi wisata padat turis: Canggu, Ubud, Kuta
- Bangun brand yang memorable: Logo, warna, tagline
- Promosi online non-stop: Instagram, Google Maps, Travel Blog
- Layanan lengkap: Helm, jas hujan, powerbank charger
Dengan kombinasi strategi ini, lo bisa naikin pendapatan harian dan efisiensi biaya — yang semuanya berkontribusi ke Analisis ROI yang positif.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Muncul
1. Apakah motor listrik cocok buat rental harian?
Banget. Irit, perawatannya gampang, dan lebih disukai turis.
2. Berapa biaya charging per motor per hari?
Sekitar Rp3.000 – Rp5.000. Murah banget dibanding bensin.
3. Bisnis ini cocok untuk pemula nggak?
Cocok banget. Fleksibel, skalanya bisa disesuaikan, dan bisa mulai dari kecil.
4. Apakah butuh izin khusus?
Iya, mulai dari izin usaha, surat kendaraan, sampai pelaporan ke Dinas Pariwisata kalau targetnya turis asing.
Kesimpulan: Saatnya Eksekusi dengan Perhitungan Matang
Menurut gue, Analisis ROI adalah kunci buat lo yang pengen masuk ke bisnis motor listrik di Bali tahun 2025. Potensinya besar, tapi tetap harus dihitung dengan detail.
Balik modal bisa cepat, tapi strategi dan eksekusi harus jalan. Dengan perkembangan dealer seperti OFERO BALI GATSU (Main Dealer Bali), OFERO BALI CANGGU, OFERO BALI TABANAN, OFERO BALI MENGWI, dan OFERO BALI SESETAN, lo juga nggak perlu pusing cari stok dan spare part.